Menanti Dermawan Literasi di Pulau Sebuku, Lampung Selatan

RAJABASA (8/5/2023) – Di abad 19, Pulau Sebuku belum banyak penghuni. Saat itu warga Lampung Selatan, terutama kawasan Rajabasa, tak terpikir untuk bertempat tinggal di sana. Namun, saat ada penemuan bangkai kapal Jepang pada Tahun 1999, pulau ini menjadi alternatif penghidupan.

Bagi warga Lampung Selatan, Pulau Sebuku menjadi tempat pertanian yang subur. Diam-diam, orang Belanda menanam kopra dan rempah di lahan seluas 17,7 hektare itu atau pulau paling luas di perairan Selat Sunda.

Sejak akhir tahun 1990-an, Pulau Sebuku juga menjadi tujuan wisata. Pulaunya indah. Lautnya bening. Ideal untuk berenang dan snorkeling. Pegunungannya asri. Satu gugusan dengan Pulau Sebesi, Pulau Anambas, dan tiap saat bisa mengawasi Gunung Anak Krakatau jika sedang meletus.

Bisa ditempuh dengan waktu satu setengah jam, dengan naik perahu dari Pelabuhan Canti, Lampung Selatan, Pulau Sebuku tak lagi semakmur zaman Belanda.

Meski menjadi salah satu tempat tujuan wisata, pendapatan perkapita warga Pulau Sebuku sejajar dengan nelayan lainnya di Pesisir Lampung Selatan.

Kesahajaan kehidupan 350 warga membuat Suhaimi, Kepala SD Negeri Pulau Sebuku jemput bola untuk meningkatkan intelektual pelajar di sana.

Salah satu kelompok yang berhasil ia gandeng pada awal Mei 2023 Komunitas Kita Pemuda atau K2P Lampung Selatan, yang menyumbang juz amma, buku, dan peralatan tulis pelajar SD di sana.

Gita Lestari, guru SD Negeri Pulau Sebuku, mengatakan mereka masih mengharap komunitas lain membantu pelajar Sekolah Dasar di sana, hingga intelektual dan wawasannya tidak jauh berbeda dengan anak kota.

@lampungtelevisi.com
Video dan artikel* ini bersumber langsung dari youtube dan kami share di website Lamsel.comLampung SelatanLamsel

Pos terkait

Tinggalkan Balasan